TUMBUHAN MONOKOTIL
- Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki kotiledon tunggal (berkeping biji tunggal), batang bagian atas tidak bercabang.
- Umumnya berdaun tunggal, kecuali pada golongan palma (kelapa, palem) dengan tulang daun melengkung atau sejajar.
- Jaringan xilem dan floem pada batang dan akar tersusun tersebar dan tidak berkambium.
- Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 3, bentuk tidak beraturan dan berwarna tidak menyolok.
Beberapa contoh yang penting misalnya;
- Famili Liliaceae. Contohnya adalah Lilium longiflorum (lilia gereja), Gloriosa superba (kembang sungsang).
- Famili Amaryllidaceae. Contohnya adalah Agave cantala (kantala), Agave sisalana (sisal).
- Famili Poaceae. Contohnya adalah Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), Andropogon sorghum (cantel), Panicum miliaceum (jewawut).
- Famili Zingiberaceae. Contohnya adalah Zingiber officinalle (jahe), Curcuma domestica (kunyit), Alphinia galanga (laos), Kaempferia galanga (kencur).
- Famili Musaceae. Contohnya adalahMusa paradisica (pisang), Musa textilis(manila henep).
- Famili Orchidaceae. Contohnya adalah Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan), Dendrobium phalaenopsis (larat).
- Famili Arecaceae. Contohnya adalah Cocos nucifera (kelapa), Arenga pinata (aren), Areca catechu (pinang), Elais quineensis (kelapa sawit).
- Famili Areceae. Contohnya adalah Colocasia esculenta (talas),Xanthosoma violaceum (bentul), Alocasia macrorhiza (sente).
- Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki 2 kotiledon (berkeping biji dua).
- Daun dengan pertulangan menjari atau menyirip
- Batangnya berkambium, oleh karena itu mengalami pertumbuhan sekunder.
- Pembuluh xilem dan floem tersusun melingkar (konsentris).
- Akar berupa akar tunggang ujung akar lembaga tidak dilindungi selaput pelindung.
- Jumlah bagian-bagian bunga berkelipatan 4 atau 5.
Beberapa contoh yang penting antara lain:
- Euphorbiaceae (tumbuhan jarak-jarakan), contohnya Euphorbia tirucalli (patah tulang), Manihot utilisima (ubi kayu), Hevea brassiliensis (karet, para).
- Moraceae. Contohnya adalah Ficus benjamina (beringin), Artocarpus communis (keluwih).
- Papilionaceae. Contohnya adalah Vigna cinesis (kacang panjang), Phaseolus radiatus (kacang hijau), Arachis hypogea (kacang tanah), Clitoria ternatea (kembang telang)
- .Caesalpiniaceae. Contohnya adalah Caesalpinia pulcherima (kembang merak), Tamarindus indica (asam).
- Mimosaceae. Contohnya adalah Mimosa pudica (sikejut), Leucaena glauca (lamtoro), dan Parkia speciosa (petai).
- Malvaceae. Contohnya adalah Gossypium sp. (kapas), Hibiscus tiliaceus (waru).
- Bombacaceae. Contohnya adalah Durio zibethinus (durian), Ceiba pentandra (kapok).
- Rutaceae. Contohnya adalah Citrus nobilis (jeruk keprok), Citrus aurantifolia (jeruk nipis).
- Myrtaceae. Contohnya adalah Eugenia aromatica (cengkeh), Melaleuca leucodendron (kayu putih), dan Psidium guajava (jambu biji).
- Verbenaceae. Contohnya adalah Tectona grandis (jati), Lantana camara (lantana).
- Labiatae. Contohnya adalah Coleus tuberotus (kentang hitam).
- Convolvulaceae. Contohnya adalah Ipomoea batatas (ketela rambat), Ipomoea reptans (kangkung).
- Apocynaceae. Contohnya adalah Plumeria acuminata (kemboja), Alamanda cathartica (alamanda).
- Rubiaceae. Contohnya adalah Cinchona suecirubra (kina), Coffea arabica (kopi arabica), Coffea canephora (kopi robusta), Morinda citrifolia (mengkudu).
BEDA MONNOCOTYLEDONEAE DENGAN DICOTYLEDONEAE
- Bentuk akar Monokotil : Memiliki sistem akar serabut Dikotil : Memiliki sistem akar tunggang
- Bentuk sumsum atau pola tulang daun Monokotil : Melengkung atau sejajar Dikotil : Menyirip atau menjari
- Kaliptrogen / tudung akar Monokotil : Ada tudung akar / kaliptra Dikotil : Tidak terdapat ada tudung akar
- Jumlah keping biji atau kotiledon Monokotil : satu buah keping biji saja Dikotil : Ada dua buah keping biji
- Kandungan akar dan batang Monokotil : Tidak terdapat kambium Dikotil : Ada kambium
- Jumlah kelopak bunga Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga Dikotil : Biasanya kelipatan empat atau lima
- Pelindung akar dan batang lembaga Monokotil : Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza Dikotil : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
- Pertumbuhan akar dan batang Monokotil : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar Dikotil : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
- Contoh
- Tumbuhan monokotil : Famili Liliaceae, Famili Amaryllidaceae, Famili Poaceae, Famili Zingibera ceae. Famili Musaceae , Famili Orchidaceae , Famili Arecaceae , Famili Areceae
- Tumbuhan dikotil : Euphorbiaceae , Moraceae , Papilionaceae , Caesalpiniaceae , Mimosaceae , Malvaceae , Bombacaceae , Rutaceae , Myrtaceae , Verbenaceae ,Labiatae , Convolvulaceae , Apocynaceae , Rubiaceae.
Waru (Hibiscus tiliaceus L.)
Waru (Hibiscus tiliaceus L.)
Sinonim : --
Familia : malvaceae.
Uraian :
- Tumbuhan tropis berbatang sedang, terutama tumbuh di pantai yang tidak berawa atau di dekat pesisir.
- Waru tumbuh liar di hutan dan di ladang, kadang-kadang ditanam di pekarangan atau di tepi jalan sebagai pohon pelindung.
- Pada tanah yang subur, batangnya lurus, tetapi pada tanah yang tidak subur batangnya tumbuh membengkok, percabangan dan daun-daunnya lebih lebar. Pohon, tinggi 5-15 m.
- Batang berkayu, bulat, bercabang, warnanya cokelat.
- Daun bertangkai, tunggal, berbentuk jantung atau bundar telur, diameter sekitar 19 cm.
- Pertulangan menjari, warnanya hijau, bagian bawah berambut abu-abu rapat.
- Bunga berdiri sendiri atau 2-5 dalam tandan, bertaju 8-11 buah, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal bagian dalam, berubah menjadi kuning merah, dan akhirnya menjadi kemerah-merahan.
- Buah bulat telur, berambut lebat, beruang lima, panjang sekitar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil, berwarna cokelat muda.
- Daun mudanya bisa dimakan sebagai sayuran. Kulit kayu berserat, biasa digunakan untuk membuat tali. Waru dapat diperbanyak dengan biji.
- Sumatera: kioko, siron, baru, buluh, bou, tobe, baru, beruk, melanding.
- Jawa: waru, waru laut, waru lot, waru lenga, waru lengis, waru lisah, waru rangkang, wande, baru.
- Nusa Tenggara: baru, waru, wau, kabaru, bau, fau.
- Sulawesi: balebirang, bahu, molowahu, lamogu, molowagu, baru, waru.
- Maluku: war, papatale, haru, palu, faru, haaro, fanu, halu, balo, kalo, pa.
- Irian jaya: kasyanaf, iwal, wakati.
- NAMA ASING Tree hibiscus.
- NAMA SIMPLISIA Hibisci tiliaceus Folium (daun waru), Hibisci tiliaceus Flos (bunga waru).
- Daun berkhasiat antiradang, antitoksik, peluruh dahak, dan peluruh kencing.
- Akar berkhasiat sebagai penurun panas dan peluruh haid.
- Daun mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol, sedangkan akarnya mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
- Bagian yang digunakan adalah daun, akar, dan bunga.
- Daun waru digunakan untuk pengobatan : TB paru-paru, batuk, sesak napas, Radang amandel (tonsilitis), Demam, Berak darah dan lendir pada anak, muntah darah, Radang usus, Bisul, abses, Keracunan singkong, Penyubur rambut, rambut rontok.
- Akar digunakan untuk mengatasi : terlambat haid, demam.
- Bunga digunakan untuk pengobatan : radang mata.
- Untuk obat yang diminum, gunakan daun segar sebanyak 50-100 g atau 15-30 g bunga.
- Rebus dan air rebusannya diminum.
- Untuk pemakaian luar, giling daun waru segar secukupnya sampai halus.
- Turapkan ramuan ini pada kelainan kulit, seperti bisul atau gosokkan pada kulit kepala untuk mencegah kerontokan rambut dan sebagai penyubur rambut.
TB Paru
- Potong-potong 1 genggam daun waru segar, lalu cuci seperlunya. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa sekitar 3/4-nya. Setelah dingin, saring dan tambahkan air gula ke dalam air saringannya, lalu minum, sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas minum.
- Sediakan daun waru, pegagan (Centella asiatica L.), dan daun legundi (Vitex trifolia L.) (masing-masing 1/2 genggam), 1/2 jari bidara upas (Merremia mammosa Lour.), 1 jari rimpang kencur (Kaempferia galanga L.), dan 3 jari gula enau. Cuci semua bahan-bahan tersebut, lalu potong-potong seperlunya. Masukkan ke dalam periuk tanah atau panci email. Masukkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4nya.
- Setelah dingin, saring dan air saringannya siap untuk diminum, sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.
- Cuci 10 lembar daun waru segar, lalu potong-potong seperlunya.
- Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4 bagian.
- Setelah dingin saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali, masing-masing 1/3 bagian.
- Sebelum diminum, tambahkan madu secukupnya.
- Cuci 1 genggam daun waru segar, lalu rebus dalam 2 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 1 1/2 gelas.
- Setelah dingin, saring dan air saringannya digunakan untuk berkumur (gargle), terus diminum, sehari 3-4 kali, setiap kali cukup seteguk.
- Makan daun waru muda yang masih kuncup sebagai lalap.
- Cuci 7 lembar daun waru muda (yang masih kuncup) sampai bersih.
- Tambahkan 1/2 cangkir air sambil diremas-remas sampai airnya mengental seperti selai.
- Tambahkan gula aren sebesar kacang tanah sambil diaduk sampai larut.
- Peras dan saring menggunakan sepotong kain halus. Minum air saringan sekaligus.
- Cuci 10 lembar daun waru segar sampai bersih, lalu giling halus.
- Tambahkan 1 cangkir air minum sambil diremas-remas.
- Selanjutnya, saring dan tambahkan air gula secukupnya ke dalam air saringannya, lalu minum sekaligus.
- Cuci 15 lembar daun waru muda, lalu remas-remas dalam 1 gelas air bersih sampai airnya seperti selai.
- Selanjutnya, peras dan saring menggunakan sepotong kain.
- Embunkan cairan yang terkumpul selama semalam.
- Keesokan paginya, gunakan cairan tersebut untuk membasahi rambut dan kulit kepala.
- Alhasil, kepala menjadi sejuk dan rambut akan tumbuh lebih subur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar